Uncategorized

Dari Sampah ke TPQ, Kisah Sukses Bank Sampah Al-Hidayah Transformasi Lingkungan

×

Dari Sampah ke TPQ, Kisah Sukses Bank Sampah Al-Hidayah Transformasi Lingkungan

Sebarkan artikel ini
Bank Sampah Al-Hidayah di RT 4 Kelurahan Maluhu, Tenggarong memanfaatkan sampah warga untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebersihan lingkungan.

7/10/2023
TENGGARONG, Berita Nusantara.co – Di tengah tantangan lingkungan global, warga di RT 4 Kelurahan Maluhu, Tenggarong, telah menunjukkan semangat dan inovasi yang luar biasa. Mereka berhasil mendirikan Bank Sampah Al-Hidayah.

Sebuah inisiatif lokal yang mengubah sampah rumah tangga menjadi produk bernilai tinggi, seperti pupuk kompos dan kerajinan tangan. Bahkan lebih mengesankan, sebagian pendapatan dari penjualan produk-produk ini digunakan untuk mendukung Taman Pendidikan Al-Qu’ran (TPQ) di sekitar wilayah mereka.

Inisiatif untuk membentuk bank sampah ini berasal dari kepedulian warga terhadap lingkungan mereka. Dengan mendistribusikan karung kepada warga, mereka memisahkan sampah organik dan non-organik. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos berkualitas tinggi, sementara sampah non-organik diubah menjadi berbagai produk ramah lingkungan, termasuk tas dari plastik bekas dan eco brick.

Lurah Maluhu, Tri Joko Kuncoro, menyampaikan kekagumannya terhadap keberhasilan Bank Sampah Al-Hidayah ini. Ia berharap model ini dapat diadopsi oleh seluruh RT di wilayahnya. Baginya, bank sampah ini bukan hanya tentang mengelola sampah, tetapi juga tentang menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat.

“Saya sangat berharap setiap RT bisa memiliki bank sampah. Ini tidak hanya membantu menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga menciptakan kesempatan ekonomi bagi warga,” ucapnya dengan penuh harap.

Sugiarto, Direktur Bank Sampah Al-Hidayah, menjelaskan bahwa tujuan dari bank sampah ini tidak hanya sebatas menjaga kebersihan desa, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan warga. Dalam perjalanannya, ia belajar mengelola sampah melalui pembelajaran otodidak dan diskusi rutin dengan komunitas sejenis.

“Manfaat yang dihasilkan sangat beragam, termasuk hasil penjualan kerajinan sampah yang kami sumbangkan ke TPQ di sekitar Maluhu. Pupuk kompos yang kami produksi dari dedaunan juga sangat bermanfaat bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam pertanian mereka,” paparnya.

Sugiarto berharap pemerintah dapat memberikan dukungan nyata, terutama dalam bentuk fasilitas seperti alat transportasi untuk mengangkut sampah dari warga. Ia juga mendambakan agar Bank Sampah Al-Hidayah dapat menjadi sumber inspirasi bagi desa-desa lain, bukan hanya dalam hal pengelolaan sampah, tetapi juga dalam menciptakan produk bernilai tinggi dari bahan yang tadinya dianggap sebagai sampah.

“Kami berharap ada dukungan dan bantuan konkrit dari pemerintah, terutama dalam hal alat transportasi untuk mengangkut sampah warga,” ujarnya

Bukan hanya itu saja dirinya berharap, bahwa kisah sukses mereka akan mendorong desa-desa lain untuk mengubah cara mereka memandang sampah, dari masalah menjadi peluang.

Meski baru beroperasi selama delapan bulan, Bank Sampah Al-Hidayah telah mencapai prestasi luar biasa. Mereka siap mengikuti berbagai kompetisi prestisius seperti penilaian Adipura dan berharap cerita inspiratif mereka dapat memotivasi masyarakat luas untuk berpikir kreatif dalam mengelola sampah dan mengubah lingkungan sekitar mereka.(Nfl/Adv/DiskominfoKukar)

Example 300250