Kalimantan TimurSamarinda

Seni Komunikasi Efektif Untuk Menunjang Kepercayaan Diri Ala Public Speaking Coach Imade Kertayasa

×

Seni Komunikasi Efektif Untuk Menunjang Kepercayaan Diri Ala Public Speaking Coach Imade Kertayasa

Sebarkan artikel ini
Imade Kertayasa selaku Produser Televisi Republik Indonesia (TVRI) Kalimantan Timur (Kaltim) yang juga sebagai Co-founder dari @semestaacademy

6/6/2024

Beritanusantara.co, Samarinda – Imade Kertayasa selaku Produser Televisi Republik Indonesia (TVRI) Kalimantan Timur (Kaltim) yang juga sebagai Co-founder dari @semestaacademy mengatakan pentingnya kemampuan komunikasi bagi semua orang, khususnya untuk pejabat publik untuk menyampaikan gagasan yang efektif.


Semisal ketika ingin memaparkan gagasan, pesannya itu bagus namun ketika disampaikan dengan cara tidak baik maka akhirnya penerimaan oleh masyarakat menjadi kurang efektif. “Berdasarkan hasil sebuah riset yang saya baca, efektifitas berkomunikasi pesan, hanya 7 persen, 55 persen dipengaruhi oleh visual dan 38 persen itu vokal,” ucapnya.


Selain itu kita tidak boleh hanya memiliki kompentensi saja, namun juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, karena itu yang dapat menunjang kepercayaan diri. Siapapun yang ingin hebat berkomunikasi, sebelum kepada orang lain, harus sudah cakap dalam berkomunikasi kepada diri sendiri.


“Banyak ditemukan selama ini banyak orang berlatih teknik komunikasi yang dasar yakni vokal, visual, verbal, tapi ternyata masih belum optimal di tiga bagian ini (yakni; vokal, visual, verbal), itu ternyata disebabkan karena belum selesai berkomunikasi kepada diri sendiri, sehingga banyak orang yang akhirnya tidak percaya diri ketika hendak tampil,” ujarnya.


Lanjutnya, ada beberapa faktor non teknis, seperti, pengendalian diri, pengetahuan tentang apa yang ingin disampaikan, citra diri, cara berpikir yang dimiliki sebagai pondasi dasar.


“Sehingga ketika orang sudah melatih vokal, visual, verbal namun masih gugup, itu dikarenakan self control, self image, knowledge dan belief systemnya kurang mendukung sehingga jadi kelabakan,” jelasnya.


Untuk itu, ketika ingin menyampaikan pesan, kita harus dapat melihat dulu siapa audiensnya, karena tidak dapat menyamaratakan siapa audiens kita.


“Sebagai contoh ketika kita menyampaikan suatu gagasan kepada anak muda dan lansia jelas berbeda. Ketika sudah tau sasarannya baru kita mulai melakukan analisa,” ucap Made.


Ternyata kata audiens itu sendiri merupakan sebuah akronim, A yang berarti Analysis, U yakni Understanding, D merupakan Demografi, I adalah Interest, E adalah Environment, N adalah Need, C bermakna Customize, dan E ialah Expetation.


Berdasarkan riset dilapangan terdapat 75 persen kebanyakan orang mengalami gugup saat berbicara di depan umum. “Kalau dari saya gugup tersebut tidak perlu dihilangkan melainkan dikendalikan, dengan cara mempersiapkan hal-hal yang kita butuhkan ketika tampil,” katanya.


Salah satu cara untuk mengendalikan gugup ialah dengan mengontrol nafas kita agar lebih stabil, karena orang gugup itu nafasnya cepat, selain itu juga menunjukan bahasa tubuh tertutup, agar komunikasi yang kita sampaikan lebih efektif.


“Saya punya prinsip untuk melatih seni komunikasi yang efektif yakni dengan cara terpaksa, dipaksa lalu terbiasa yang akhirnya bisa membuat saya berada di posisi sekarang,” tutupnya.(*)

Example 300250