Beritanusantara.co, Jakarta – Keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50% disambut positif oleh pelaku usaha. Penurunan suku bunga ini diumumkan dalam Rapat Dewan Gubernur BI, sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di tengah kondisi yang lesu.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W Kamdani, menyebut langkah ini sebagai angin segar bagi dunia usaha.
“Kami sudah lama menantikan langkah ini. Penurunan BI rate akan membuat biaya pinjaman lebih kompetitif dibanding negara tetangga,” ujarnya.
Shinta mengakui bahwa keputusan ini cukup mengejutkan mengingat kondisi global yang masih penuh ketidakpastian.
“Biasanya BI menahan penurunan bunga karena volatilitas ekonomi dunia. Tapi kali ini mereka lebih mementingkan kebutuhan dalam negeri,” jelasnya.
Namun demikian, ia menilai penurunan tersebut masih bersifat marginal.
“Penurunannya belum cukup untuk mendorong daya saing pelaku usaha secara signifikan. Kami berharap tren ini bisa terus berlanjut agar bunga pinjaman riil juga ikut turun,” tegas Shinta.
Lebih lanjut, Apindo berharap ada dukungan lain dari pemerintah.
“Relaksasi akses pembiayaan, pelonggaran persyaratan pinjaman, dan insentif untuk sektor keuangan sangat diperlukan agar pelaku usaha bisa mendapatkan pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah. Ini akan merangsang pertumbuhan ekonomi yang stagnan sejak tahun lalu,” imbuhnya.
Menurut Shinta, langkah BI ini harus diikuti dengan kebijakan lanjutan agar suku bunga pinjaman di Indonesia bisa sejajar atau bahkan lebih rendah dari rata-rata negara ASEAN.
“Kalau tidak ada kesinambungan, penurunan BI Rate ini tidak akan terasa dampaknya di lapangan,” tutupnya. (h/bn)