28/4/2024
Berita Nusantara.co, TENGGARONG — Di tengah belantara Kalimantan Timur, sebuah desa bernama Musaping di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tengah mengukir sejarah. Mereka tidak hanya berjuang melawan kesunyian alam, tetapi juga melawan kesenjangan digital yang memisahkan mereka dari kemajuan zaman.
Dengan sekitar 100 kepala keluarga, Desa Musaping menghadapi tantangan besar: terisolasi dari dunia maya dan kecepatan informasi.
“Kami seperti terlupakan, terisolasi tanpa sinyal, tanpa suara. Hanya berjarak lima kilometer dari pusat pemerintahan desa, namun seolah terpisah dari peradaban,” kata kepala desa Musaping, Muhammad Arsyad.
Namun, koneksi bagi mereka bukan sekadar soal berkomunikasi. Ini adalah tentang membangun masa depan yang lebih baik.
“Dalam segala aspek, mulai dari keadaan darurat hingga pendidikan anak-anak kami, komunikasi menjadi kunci utama,” tegasnya.
Sekarang, mata mereka tertuju pada pemerintah daerah dan pusat, menantikan langkah konkret. Rencana untuk memasang menara BTS bukan hanya akan membawa sinyal ke Musaping, tetapi juga membawa harapan dan pengetahuan yang selama ini terhalang oleh hutan belantara.
“Kami tidak ingin hanya menjadi penonton di era ini. Kami ingin aktif menjadi bagian dari perubahan yang terjadi,” ujarnya.
Pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang tepat bisa mengubah wajah Musaping, dari desa yang terisolasi menjadi komunitas yang kuat dan terinformasi. Langkah ini adalah kunci untuk menghapus kesenjangan digital dan menjamin akses teknologi yang setara bagi setiap warga negara Indonesia.
“Kami berharap, langkah-langkah ini akan membuka lembaran baru bagi Musaping, membawa mereka menuju era digital yang lebih cerah dan terkoneksi,” pungkasnya. (Adv/Diskominfokukar)