17/4/2023
Berita Nusantara.co, TENGGARONG – Di persimpangan jalan takdir, Desa Tani Bhakti, yang terletak di Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara, berdiri teguh menjaga warisan hijau.
Di tengah gemerlap janji kemakmuran dari industri tambang batu bara, desa ini memilih untuk tetap setia pada sentra padi yang telah lama menjadi sumber kehidupan mereka.
Kepala Desa Tani Bhakti yang berdedikasi, Muhammad Amin, dengan tegas menolak gagasan untuk menggantikan hamparan hijau dengan gurita mesin tambang.
“Tambang mungkin menggiurkan dengan janji kekayaan segera, tetapi pertanian merupakan warisan nenek moyang yang tidak bisa digantikan,” ujar Amin.
Desa yang subur ini kini dihadapkan pada dilema: mempertahankan cara-cara tradisional atau beralih ke peralatan tambang modern yang menjanjikan efisiensi. Namun, Amin dan warganya mencari jalan tengah.
“Kenapa harus memilih satu jika kita bisa menggabungkan keduanya,” katanya.
Amin menginspirasi warganya untuk melihat lebih jauh dari sekedar keuntungan sesaat.
“Pertanian yang diperbarui dengan teknologi canggih akan membawa kita menuju swasembada,” tuturnya.
Bagi Amin, pertanian bukan hanya warisan, tetapi juga simbol inovasi dan adaptasi.
“Bisakah Desa Tani Bhakti bertahan dan berkembang di tengah persaingan antara industri tambang dan pertanian? Hanya waktu yang akan menjawab,” pungkasnya. (Adv/DiskominfoKukar)