Beritanusantara.co, Samarinda – Dinas Sosial Kalimantan Timur terus mengedepankan pendekatan humanis dalam menangani anak yang berhadapan dengan hukum (ABH), dengan menggencarkan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran perlindungan anak.
“Kami terus menggencarkan upaya peningkatan pemahaman masyarakat mengenai perlindungan anak, terutama bagi anak yang berhadapan dengan hukum,” ujar Doni Julfiansyah, Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinsos Kaltim di Samarinda, Selasa (20/5).
Beragam kegiatan edukatif telah digelar untuk menyasar siswa, guru, dan orang tua agar mereka lebih memahami situasi ABH dan mampu menghindari tindakan yang dapat menjerumuskan anak dalam masalah hukum. Menurut Doni, pemberian pemahaman terkait proses hukum dan pendekatan berbasis kemanusiaan adalah langkah penting dalam perlindungan anak.
“Semua anak punya kesempatan untuk menjadi lebih baik,” tegasnya.
Kepala UPTD Panti Sosial Bina Remaja Dinsos Kaltim, Suharno, menyatakan bahwa kasus ABH memang sulit dihapuskan sepenuhnya, tetapi bisa ditekan melalui pembinaan yang terstruktur.
“Tujuannya adalah membantu ABH mengembangkan potensi diri, memperbaiki perilaku, dan mencegah keterlibatan kembali dalam tindakan melanggar hukum,” ujar Suharno.
Ia menjelaskan bahwa pembinaan dilakukan melalui tiga pola utama: psikososial, etika dan moral, serta keterampilan. Pembinaan psikososial ditujukan agar ABH mampu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
Sementara pembinaan etika dan moral diberikan melalui bimbingan kedisiplinan dan budi pekerti, serta pelatihan kepemimpinan. Pola terakhir, yakni keterampilan, difokuskan untuk menumbuhkan perilaku positif dan menekan potensi residivisme. (h/bn)
