Beritanusantara.co, Jakarta – Inflasi tahunan pada Mei 2025 tercatat sebesar 1,6%, menurun dibandingkan April yang mencapai 1,95% dan juga lebih rendah dari proyeksi mayoritas ekonom sebesar 1,87%. Angka ini juga lebih kecil dibanding inflasi Mei 2024 yang tercatat 2,84%.
Deputi Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengungkapkan, perlambatan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk deflasi di beberapa komoditas. Sementara itu, kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi penyumbang utama inflasi tahunan dengan laju inflasi sebesar 9,24% dan andil 0,59%.
“Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah emas perhiasan,” ujar Pudji, Selasa (3/6).
Emas perhiasan menyumbang 0,47% terhadap inflasi tahunan, diikuti oleh tarif air minum PAM sebesar 0,14%, ikan segar 0,12%, kopi bubuk 0,11%, dan minyak goreng juga 0,11%.
Meski demikian, Pudji menegaskan bahwa inflasi masih terkendali karena deflasi terjadi di sejumlah komoditas lain.
“Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi terdalam yakni 0,28%, terutama akibat turunnya harga telepon seluler,” paparnya. (h/bn)
