Beritanusantara.co, Jakarta — Tahun ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan dapat menembus pasar Afrika untuk ekspor Indonesia.
Airlangga Hartato selaku Menko Perekonomian menyampaikan hal tersebut selepas rapat kabinet terbatas di Istana Negara Jakarta, Rabu (11/1).
Airlangga mengungkapkan walaupun pertumbuhan ekspor RI terus bertambah, tetapi, pemerintah tak merasa puas mengingat sejumlah negara bagian tengah menghadapi kepelikan akibatnya adanya pengurangan impor ke Indonesia.
“Tadi bahwa presiden sudah mendorong pasar non tradisional seperti di Afrika juga untuk dibuat dan dikejar, terutama melalui di Pantai Timur, melalui Nigeria. Lalu di Pantai Barat itu Kenya,” kata Airlangga.
Dia juga mengungkapkan pemerintah akan menyorong Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) supaya dapat menunjang implementasi kegiatan pembiayaan ekspor nasional.
Pemerintah juga akan mendorong produk lainnya untuk ekspor.
Sebelum itu, Jokowi juga telah mengutus Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan untuk melaksanakan misi dagang keliling dunia dengan tujuan mendobrak pasar potensial dan dapat bersaing dengab China, Thailand, dan Vietnam.
Zulkifli mengatakan bahwa tiga kawasan pasar-pasar potensial yang akan menjadi tujuan Indonesia yakni Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika.
Menurut Zulkifli, saat sasaran pasar tradisional Indonesia di Barat menurun, hal tersebut dapat menjadi suatu tindakan antisipasi.
Zulkifli menekankan, Kemendag akan meluaskan potensi pasar non-tradisional dengan cara menciptakan ‘jalan tol’ supaya tidak ada gangguan.
“Dengan (negara) luar kita buka pasar baru. Misi dagang sebulan tiga kali, saya nanti akan ke Mesir, Nigeria, India, dan Arab Saudi untuk membangun misi dagang. Aturannya kita bikin perjanjian agar bebas tarif sehingga pengusaha-pengusaha kita akan lebih mudah,” ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat kapabilitas ekspor impor Indonesia pada bulan November 2022 menurun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan bulan lalu ekspor Indonesia mendapatkan US$24,12 miliar atau turun 2,46 persen jika dibandingkan ekspor bulan Oktober.
“Perkembangan ekspor November 2022 secara bulan ke bulan nilai ekspor November 2022 mencapai US$24,12 miliar atau turun sebesar 2,46 persen dibanding bulan sebelumnya,” tuturnya.
Meskipun, secara tahunan atau year on year (yoy), peningkatan ekspor Indonesia pada November 2022 mencapai 5,8 persen.
Habibullah mengatakan ekspor nonmigas pada November 2022 mendapatkan US$22,99 miliar, menurun 1,94 persen jika dibandingkan dengan Oktober 2022, tetapi meningkat 6,88 persen apabila dibandingkan bulan November 2021.
Penyusutan ekspor nonmigas yang paling banyak terjadi pada produk lemak dan minyak hewan maupun nabati sejumlah US$577,6 juta atau 16,62 persen. Sementara pada ekspor logam mulia dan perhiasan/ permata meningkat sejumlah 87,19 persen atau senilai US$292,2 juta.
Pada saat yang bersamaan, penurunan juga terjadi pada ekspor migas sebesar 11,85 persen dari US$1,29 miliar bulan Oktober 2022 menjadi US$1,14 miliar bulan November 2022. Sedangkan, secara tahunan ekspor migas mengalami penurunan sebesar 15,23 persen.