Beritanusantara.co, Samarinda – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatatkan diri sebagai daerah dengan kasus Tuberkulosis (TBC) tertinggi ke-17 secara nasional. Angka ini diungkap oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim sebagai bagian dari perhatian terhadap melonjaknya kasus TBC di Indonesia, di tengah pelaksanaan uji klinis vaksin TBC yang didukung oleh yayasan milik Bill Gates.
Kepala Dinkes Kaltim, dr Jaya Mualimin, menyebutkan bahwa sekitar 30 persen masyarakat di wilayah ini diperkirakan terinfeksi TBC, dengan persebaran kasus terbanyak di Kota Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kartanegara.
“Justru di kota-kota yang berkembang, kasus TBC makin sering ditemukan. Ini karena masih ada lingkungan padat penduduk, kondisi rumah yang lembap, dan sanitasi buruk. Semua itu menjadi tempat ideal bagi kuman untuk berkembang. Dan meskipun Indonesia menjadi lokasi uji coba vaksin TBC tahap akhir, Kaltim tidak ikut serta karena kami tidak pernah mendapat tawaran untuk menjadi lokasi uji klinis, dan memang belum memiliki fasilitas laboratorium serta tenaga ahli yang dibutuhkan,” jelas dr Jaya, Sabtu (17/5).
Dari sekitar 21.000 kasus TBC yang tercatat di Kaltim, pemerintah daerah baru mampu menangani kurang dari separuhnya.
“Kita baru bisa tangani kurang dari 10 ribu kasus. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya partisipasi masyarakat untuk memeriksakan diri. Padahal satu orang penderita TBC bisa menulari hingga 10 orang di sekitarnya hanya lewat percikan ludah saat bicara, batuk, atau bersin. Kalau tidak segera dideteksi, mereka bisa terus menularkan tanpa sadar,” tegasnya.
Dinkes Kaltim kini mengandalkan program Tes Cepat Molekuler (TCM) di puskesmas untuk mendeteksi TBC secara akurat. Metode ini direkomendasikan WHO dan menggunakan sampel dahak, bilasan lambung, atau feses.
Dr Jaya pun mengimbau masyarakat untuk tidak takut memeriksakan diri karena pengobatan disediakan secara gratis oleh pemerintah.
“Kalau merasa batuk tidak sembuh-sembuh, segera periksa. Jangan tunggu parah. Pemerintah memberikan pengobatan gratis dan TBC bisa disembuhkan dengan pengobatan intensif selama enam sampai sembilan bulan. Mari kita bersama-sama melakukan deteksi dini untuk memutus rantai penularan penyakit ini,” pungkasnya. (h/bn)