Beritanusantara.co, Samarinda – Kerusakan parah yang memutus ruas Jalan Nasional Kilometer 28 di Desa Batuah, Kutai Kartanegara, kini melumpuhkan jalur vital penghubung Balikpapan-Samarinda. Komisi III DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) segera mengambil langkah strategis dengan menggandeng pemerintah pusat untuk mengatasi krisis infrastruktur ini, yang mengganggu mobilitas warga dan distribusi logistik antarwilayah.
Kerusakan Jalan Nasional KM 28 di Desa Batuah telah menimbulkan hambatan serius bagi aktivitas masyarakat dan ekonomi di Kalimantan Timur. Jalur tersebut merupakan satu-satunya akses utama yang menghubungkan dua kota besar, Balikpapan dan Samarinda, sehingga putusnya ruas jalan ini menyebabkan kemacetan parah dan keterlambatan pengiriman barang kebutuhan pokok.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi, menegaskan urgensi penanganan segera dan berkelanjutan dari pemerintah pusat.
“Kami dari Komisi III sudah meminta bantuan kepada Komisi V DPR RI, khususnya lewat Fraksi Gerindra, agar ikut mendorong Kementerian PUPR segera mengambil langkah strategis untuk penanganan KM 28. Ini jalan nasional dan sangat krusial bagi warga Kaltim,” ujar Reza dalam pernyataannya.
Reza menambahkan terdapat dugaan kerusakan ini berkaitan dengan aktivitas pertambangan di sekitar lokasi. Namun, setelah dilakukan kajian oleh tim geologi Universitas Mulawarman dan konfirmasi langsung kepada Kepala Desa Batuah, ditemukan bahwa penyebab kerusakan adalah faktor alam semata.
“Memang sempat muncul dugaan karena tambang, tapi setelah kami konfirmasi ke kepala desa dan mengacu pada hasil kajian tim geologi Unmul, disimpulkan bahwa kerusakan itu disebabkan oleh faktor alam,” jelasnya.
Kondisi ini menuntut penanganan yang bukan hanya bersifat perbaikan sementara atau tambal sulam. Reza menekankan pentingnya solusi jangka panjang untuk mencegah terulangnya kerusakan serupa di masa depan. Menurutnya, Pemerintah Provinsi dan Kementerian PUPR harus segera menyusun rencana teknis permanen yang mampu menahan dampak alam yang merusak jalan nasional tersebut.
Lumpuhnya ruas Jalan Nasional KM 28 ini tidak hanya mengganggu transportasi, tetapi juga berdampak pada perekonomian daerah, terutama sektor perdagangan dan distribusi logistik antar kota. Warga dan pelaku usaha di Samarinda dan Balikpapan berharap agar perhatian serius dan tindakan cepat dari pemerintah pusat dapat segera memulihkan akses jalan tersebut. (Adv)