Beritanusantara.co, Samarinda – Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Firnadi Ikhsan, mengungkap tantangan kompleks yang masih membelit pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), meski daerah ini diguyur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hingga Rp14 triliun. Dalam wawancara pada Mei 2025, Firnadi menyebut tantangan geografis dan ketergantungan pada sektor sumber daya alam (SDA) menjadi hambatan serius yang harus segera diatasi demi pembangunan berkelanjutan.
Dengan luas wilayah mencapai 27.000 kilometer persegi, Kukar memiliki keragaman geografis yang menantang, terutama di kawasan hulu yang didominasi aliran sungai. Firnadi, yang juga duduk di Komisi II DPRD Kaltim, menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan harus menyesuaikan dengan kondisi geografis ekstrem tersebut.
“Tidak bisa kita samakan dengan wilayah daratan biasa. Konstruksi jalan di tepian sungai butuh pendekatan khusus, seperti jembatan layang atau timbunan padat,” ujarnya.
Permasalahan tak berhenti di konstruksi jalan yang mahal dan rentan rusak akibat pasang surut air. Firnadi menambahkan bahwa jalan yang dibangun tanpa perencanaan konstruksi yang matang sering kali cepat rusak, mengakibatkan konektivitas antarwilayah terganggu. “Itulah kenapa kita sering lihat jalan yang putus-nyambung. Air pasang saja bisa memporak-porandakan struktur yang lemah,” jelasnya.
DPRD Kaltim, kata Firnadi, terus mendorong sinergi anggaran melalui APBD provinsi maupun skema bantuan keuangan daerah agar pembangunan tidak hanya terpusat di satu titik. Ia menyebut peran provinsi krusial dalam memastikan akses infrastruktur yang adil dan merata di Kukar, terutama di wilayah-wilayah yang selama ini tertinggal.
Selain infrastruktur, Firnadi juga mengangkat isu ketergantungan ekonomi Kukar pada sektor-sektor ekstraktif seperti migas, batu bara, dan perkebunan. Meski potensi sektor ini besar, ketergantungan jangka panjang dinilai tidak sehat.
“Kami menyambut baik langkah diversifikasi ekonomi. Sektor pertanian dan perikanan harus terus didorong agar perekonomian Kukar tidak rapuh saat harga komoditas turun,” ujarnya. (Adv)