11/6/2024
Beritanusantara.co, Tenggarong – Masa depan bangsa terletak di tangan anak-anak. Oleh karena itu, pentingnya pendidikan sejak usia dini, khususnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), tak henti-hentinya digaungkan. Bunda PAUD Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Maslianawati Edi Damansyah, mengingatkan kembali tugas penting Bunda PAUD di desa-desa untuk mensosialisasikan PAUD kepada masyarakat.
“Sosialisasi tentang pentingnya PAUD ini menjadi tugas utama Bunda PAUD di seluruh desa, kelurahan, dan kecamatan,” tegas Maslianawati dalam acara Penguatan Parenting Fasilitasi PAUD di Desa Anggana, Kecamatan Anggana, Selasa (11/6/2024).
Mengapa PAUD begitu penting. Pada usia 6 sampai 8 tahun, otak anak mengalami perkembangan pesat, mencapai 80% dari kemampuan berpikirnya. Inilah masa emas untuk menanamkan pondasi ilmu dan karakter yang kuat.
Lebih lanjut, Maslianawati menjelaskan bahwa PAUD tak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga mencakup enam aspek penting nilai moral dan agama, fisik motorik, bahasa, sosial emosional, kognitif, dan seni.
“Memasuki tahun ajaran baru, saya ingin para Bunda PAUD bergerak dan terus mensosialisasikan PAUD. Masih banyak orang tua yang belum memahami pentingnya pendidikan anak usia dini,” ujarnya.
Ia pun menekankan pentingnya pendampingan dari guru dan orang tua saat anak memasuki masa transisi dari PAUD ke Sekolah Dasar.
Dirinya menegaskan bahwa pendidikan tidak akan berjalan optimal tanpa kerjasama yang baik antara berbagai pihak. Orang tua, guru, Bunda PAUD, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), dan pemerintah harus bersinergi.
“Komunikasi yang baik menjadi kunci utama. Bunda PAUD di desa-desa jangan hanya diam, tetapi harus aktif turun ke lapangan, berkomunikasi dengan masyarakat, dan mencari solusi untuk permasalahan PAUD di wilayahnya,” jelasnya.
Permasalahan stunting pun menjadi perhatian utama. Sosialisasi dan edukasi melalui posyandu di desa-desa sangatlah penting. Memberikan makanan bergizi kepada anak usia dini menjadi kunci pencegahan stunting.
“Orang tua harus cerdas dalam memberikan makanan bergizi kepada anaknya agar terhindar dari stunting,” pesannya.
Sekretaris Disdikbud Kukar, Hj Maria Ester, menambahkan bahwa peningkatan kualitas PAUD merupakan tanggung jawab bersama. Bunda PAUD di desa, kelurahan, dan kecamatan memiliki peran penting dalam hal ini.
“Selain itu, perlu peningkatan kompetensi pendidik dan penyediaan sarana dan prasarana yang ramah disabilitas,” ujar Maria Ester.
Ia pun menghimbau kepada seluruh pihak terkait untuk meningkatkan standar layanan pendidikan PAUD dengan meningkatkan akreditasi menjadi minimal B.
Saat ini, angka partisipasi PAUD di Kukar masih tergolong rendah, yaitu sekitar 60%. Sekitar 35% anak usia 5 sampai 6 tahun di Kukar belum mendapatkan pendidikan PAUD.
“Ini menjadi tugas bersama, terutama Bunda PAUD di desa-desa, untuk meningkatkan partisipasi PAUD dan mewujudkan generasi emas Kukar yang cerdas dan bebas stunting,” pungkasnya. (Adv/DiskominfoKukar)