25/10/2023
Samarinda, Berita Nusantara.co – Di zaman yang serba modern ini, anak-anak muda dinilai kurang tertarik terhadap sektor pertanian. Padahal, Indonesia sangat membutuhkan peranan para petani muda yang siap melakukan berbagai macam terobosan supaya produksi pertanian semakin efisien, efektif, berkualitas dan terintegrasi.
Menanggapi itu, Muhammad Samsun, Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) dari Fraksi PDI Perjuangan sangat menyayangkan minimnya jumlah petani muda di Indonesia, terkhusus di Bumi Mulawarman.
Padahal keberadaan para petani benar-benar dibutuhkan Negara dan daerah. Akan tetapi, kebanyakan dari mereka justru lebih tertarik dengan sektor-sektor yang lain. Misalnya, seperti pertambangan ataupun perkebunan sawit.
“Kita harus merekrut petani-petani muda dan milenial agar ketahanan pangan di Kaltim tetap terjaga,” ungkapnya, beberapa waktu lalu.
Ketidak tertarikan anak muda terhadap sektor pertanian ini biasanya disebabkan beberapa faktor. Salah satunya, profesi petani dianggap tidak bergengsi dan berpotensi menghasilkan pendapatan yang rendah dibandingkan dengan pekerjaan di sektor lain.
Maka dari itu, modernisasi pertanian harus dilaksanakan dan sarana prasarananya wajib dipenuhi oleh pemerintah. Sehingga, petani muda ini merasa benar-benar disupport dan mereka menjadi tertarik terhadap sektor pertanian.
“Pendapatan pertanian kita harus meningkat, itu juga yang harus diperhatikan dulu. Kalau pendapatannya meningkat, itu keren, anak-anak muda pasti mau kerja pertani. Karena kenapa, mereka tidak tertarik disebabkan pendapatannya kecil,” jelasnya.
Mengapa pendapatan petani kecil terhitung kecil, itu dikarenakan tidak didukung dengan dumping. Maksudnya, tidak ada perlindungan terhadap hasil pertanian bagi para petani di Indonesia.
“Contohnya, seperti pada saat turun tanam dan panen. Barang itu membludak di pasar tapi harganya malah turun. Ya mekanisme pasar kan memang seperti itu. Makanya, ini mesti ada offtaker,” tuturnya.
“Mesti ada penjaminnya, bahwa barang yang diproduksi akan dibeli dan terserap oleh pasar dengan harga wajar. Ingat ya, dengan harga yang wajar. Kan kalau begini akan menarik perhatian para petani muda dan milenial,” sambung pria kelahiran Jember itu.
(D04/ADV/DPRDKaltim)