Samarinda

Pengurangan TPS Kecil di Samarinda, Atasi Permasalahan Sampah

×

Pengurangan TPS Kecil di Samarinda, Atasi Permasalahan Sampah

Sebarkan artikel ini
Sejumlah TPS Kecil di Samarinda.

Samarinda, Berita Nusantara.co – Dalam mengatasi permasalahan sampah di Samarinda, beberapa TPS kecil akan ditutup dan nantinya menjadi TPS yang lebih besar daya tampungnya. Masyarakat diminta pilah dahulu sampah sebelum ke TPS, agar lebih efisien.


Pemkot Samarinda melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda tengah gencar mengatasi permasalahan sampah di Samarinda yang seperti tidak ada habisnya. Dengan merencanakan program zero waste.


Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda Boy Leonardo Sianipar menjelaskan kalau DLH telah membuat beberapa perencanaan.


Seperti mengurangi jumlah TPS kecil. Dengan meleburnya ke TPS yang lebih besar daya tampungnya. Sehingga persebaran TPS akan menurun. Dan kumpulan sampah bisa semakin terpusat.

“Sehingga TPS besar diharapkan mampu menampung penambahan ribuan sampah per harinya karena memang pertambahan penduduk juga semakin cepat ya,” ucapnya.


Sambungnya, sejumlah TPS yang akan direhab itu, selain diperluas juga akan diperbagus. Sesuai dengan standar dan kaidah lingkungan. Seperti adanya atap yang menaungi dan beberapa pemenuhan fasilitas lainnya. Untuk itu DLH bekerja sama dengan PUPR untuk rehab beberapa TPS. Rencananya akan direalisasikan pada tahun ini sesuai tahun anggaran berjalan. Selain itu ia menambahkan untuk meminta kepada masyarakat melakukan pengurangan sampah dari rumah. Dengan melakukan pemilahan sampah sebelum dibawa ke TPS. Sehingga memudahkan petugas DLH. Sesuai Perda Nomor 5 tahun 2021 Tentang Pengelolaan persampahan.


“Nantinya kita sudah menegakkan hukum ataupun penegakkan hukum soal persampahan secara tegas. Itu bisa jadi masyarakat yang tidak memilah tidak diizinkan membuang sampah gitu atau diberi denda sesuai tingkat pelanggaran yang dibuat,” kata dia.


Namun Boy tidak serta merta menjalankan aturan tanpa sosialisasi. Sehingga itu akan dilakukan secara bertahap. Dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat. Sebab menurut Boy, kasta tertinggi pengelolaan sampah itu berada di tingkat masyarakat. Dengan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dari rumah. Bukan ketika berada di TPS atau TPA.


“Bukan generator yang membakar sampah ataupun semua mesin-mesin itu, enggak itu, itu lanjutan. Jadi kalau mau menuju ke situ. Menuju ke zero wate harus pengelolaan sampah dari rumah,” tutupnya.(Han/BN)


Example 300250