Samarinda

Respons Sekda Sri Wahyuni Mengenai Produksi Pertanian di Kaltim Menurun

×

Respons Sekda Sri Wahyuni Mengenai Produksi Pertanian di Kaltim Menurun

Sebarkan artikel ini
Sekda Provinsi Kaltim Sri Wahyuni

Berita Nusantara.co, Samarinda – Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim memperlihatkan produksi pertanian menurun.

Tak hanya itu, inflasi juga tercatat naik dengan tertinggi terjadi di Kabupaten Berau sebesar 4,14 persen dengan IHK sebesar 106,32.

Sedangkan yang terendah terjadi di Kota Samarinda sebesar 3,04 persen dengan IHK sebesar 105,51. Dengan tingkat inflasi bulanan pada Februari 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya. 

Tiga kelompok penyumbang utama pada inflasi (y-on-y) Februari 2024, yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau; kelompok transportasi; serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.

Sekda Provinsi Kaltim Sri Wahyuni menanggapi bahwa apa yang disampaikan BPS bisa menjadi sumber informasi dan penentu kebijakan yang akan ditentukan Pemprov Kaltim.

“Sumber informasi untuk menentukan kebijakan, apa yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Sehingga, dapat menjadi perhatian bersama, khususnya di enam sektor strategis yang disampaikan datanya,” ucapnya.

Menurut Sri Wahyuni, rilis data akan menjadi sumber informasi bagi pemerintah kabupaten dan kota maupun Pemprov Kaltim, sehingga dapat menyusun kembali rencana strategis dan langkah-langkah strategis membangun daerah.

Di antaranya adalah data turunnya produksi padi, penyebabnya, faktor cuaca yang berpengaruh terhadap produksi dan pasokan beberapa komoditas.

Begitupun dampak musim kemarau panjang tahun 2023 yang menyebabkan masa panen mengalami kemunduran.

“Sehingga, penurunan pasokan ini pun menjadi tantangan bagi Pemerintah Daerah untuk meningkatkan produksi padi para petani,” ujarnya.

Nantinya, Pemprov Kaltim akan menambah luas lahan petani padi hingga menjaga pasokan air, agar pertumbuhan tanaman padi dapat lebih maksimal.

Pemerintah Daerah juga diminta melakukan sikap terhadap turunnya pasokan dengan memediasi pengembangan pertanian padi.

Selain itu, mesti ada hal yang dilakukan untuk menjaga produktivitas padi agar terus meningkat. 

Kondisi saat ini, memang tidak dipungkiri menyebabkan kenaikan inflasi pada Februari lalu yang dirilis Maret ini. 

Inflasi pada Februari (year on year) sebesar 3,28 persen naik dari bulan sebelumnya, Januari sebesar 2,95 persen. 

“Data inflasi ini menjadi atensi kita bersama untuk terus menekan selama 2024 ini,” tutupnya.(Han/BN)

Example 300250