SAMARINDA – Banjir masih menjadi momok di Samarinda. Salah satu titik yang menjadi langganan banjir adalah simpang empat Mal Lembuswana, simpang empat Sempaja, dan sekitarnya. Untuk itu, upaya dilakukan pemerintah kota Samarinda agar banjir tak lagi menyambangi wilayah tersebut.
Upaya untuk pengentasan banjir adalah normalisasi sungai dan drainase. Masalah pekerjaan ini tidak hanya pembangunan dan proyeknya saja, tetapi juga masalah sosial. Maka dari itu, tidak bisa Pemkot bekerja sendiri dan butuh kolaborasi dengan berbagai pihak.
Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kota Samarinda pada (3/1), Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kota Samarinda, Hendra Kusuma, mengatakan pelebaran drainase dan peningkatan jalan di simpang Mal Lembuswana, baik di segmen Jalan Dr Soetomo maupun di Jalan S Parman, selama dua tahun belakangan dikerjakan, akhirnya memberikan hasil yang cukup memuaskan. Genangan banjir yang biasa terjadi di simpang Mal Lembuswana nyaris tak ada lagi.
“Tinggal sedikit tembusan di ujung dekat SKM di Jalan S Parman. Kalau sudah beres itu, nanti lebih maksimal lagi pengendalian banjir di lokasi sekitar,” ungkap Hendra.
Lalu, pengendalian banjir di segmen simpang Sempaja yang merupakan satu kesatuan dengan pelebaran drainase dan peningkatan kapasitas jalan di Jalan AW Sjahranie. Meski belum tuntas keseluruhan, namun progres pengendalian banjir di segmen tersebut juga disebut telah terlihat. Rencananya dalam tahun ini dilakukan tembusan ke Sungai Karang Mumus melewati Sungai Sempaja di Rapak Benuang.
“Juga di segmen Jalan DI Pandjaitan. Di situ juga kita berkolaborasi untuk pelebaran sistem drainase dan peningkatan jalan. Hasilnya sudah sangat kelihatan. Padahal lokasi itu dulunya cukup parah. Bahkan kalau banjir pagi-pagi, sampai banyak warga yang tidak bisa berangkat kerja. Memang pengendalian banjir ini sistem. Tapi yang jelas, hasilnya di lapangan sudah sangat kelihatan dan warga sendiri juga bisa merasakan langsung,” terangnya.
Di sisi lain terang dia, kolaborasi dengan Tim Hantu Banyu juga diakuinya cukup membantu. Terutama lewat kegiatan normalisasi drainase dalam skala kecil. Apalagi sekarang cukup banyak juga Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (Probebaya) di setiap RT yang merealisasikan programnya lewat normalisasi drainase lingkungan. Meski dalam skala kecil, diakui Hendra, itu sangat membantu. Karena memang pengendalian banjir dilakukan secara tersistem. (Redaksi Berita Nusantara)